Sabtu, 26 Maret 2016

Gratitude for Graduated (G4G)

Seringkali kita berterimakasih kepada orang lain atas nama hidup bersosialisasi.
Seringkali kita bersyukur atas pemberian orang lain atas nama menghargai.
Seringkali kita berjuang atas sesuatu diluar sana.

Namun seringkali pula kita lupa berterimakasih kepada orang-orang terdekat kita.
Seringkali pula kita lupa bersyukur atas apa yang menempel pada tubuh kita.
Seringkali pula kita lupa berjuang untuk keluarga kita.

Padahal tanpa orang terdekat, mungkin kita tidak memiliki semangat untuk bergerak.
Tanpa kesempurnaan yang dimiliki tubuh, kita tidak dapat melakukan segala hal.
Tanpa keluarga, mungkin kita tidak punya alasan untuk melakukan yang terbaik.

Orang-orang yang kita sayangi, yang kita cintai, yang paling dekat dan memahami kita, adalah mereka-mereka yang akan tetap berdiri tegar disekitar kita untuk tetap mendukung dan menyemangati kita dalam menjalani hidup, dalam mengejar impian tertinggi, dan untuk dapat tetap memiliki alasan melakukan dan memberikan yang terbaik.

Waktu tak akan dapat terulang, darinyalah yang sudah terlewat kita mampu belajar dan membiarkan semua kenangan tersimpan dalam memori pikiran kita yang memiliki kemampuan luar biasa tak terbatas sebagai penyimpan memori.

Namun ada kalanya usia sudah tidak mampu lagi memberikan apa yang dibutuhkan tubuh.
Ada kalanya ketika suatu hal membuat kita tak mampu menggunakan kembali memori terbaik kita.

Menulis setiap momen penting, merekamnya dan meyimpannya dalam suatu gambar, serta menceritakan kepada sebanyak-banyaknya orang akan menjadi penyelamat ketika suatu saat kita perlu membangkitkan memori terlama kita.
Tulisan, gambar, dan cerita orang-orang terdekat kita akan menjadi hal yang akan kita tinggalkan didunia ini sebagai warisan dan sejarah yang telah kita torehkan semasa hidup.


Bagi saya momen indah terbaru adalah ketika 2 impian saya terwujud.  Salah satunya ketika saya wisuda untuk gelar S2 saya. rasa haru, bangga, dan emosi terpuncak tercampur dalam suatu momen yang tak terlupakan bersama keluarga kecil saya.
Ada beberapa hal yang hilang, namun saya tidak akan membiarkan momen yang hadir hilang tanpa jejak, tanpa sejarah, tanpa cerita.  Foto akan menyimpan satu bagian cerita kehidupan saya bersama orang-orang terdekat saya.

"Mind may be broken, memory may be lost, but picture and story last forever"