“Menjadi Manusia Unggul Sepenuhnya”
Sering sekali kita mendengar, melihat, dan mengetahui bahwa
akhir-akhir ini banyak sekali kumandang tentang menjadi orang sukses, orang
kaya, orang mulia, atau seminar-seminar dan motivasi-motivasi bahkan
teknik-teknik yang menggugah selera kita.
Saya menyebutkan menggugah selera karena sudah seperti makanan
sehari-hari, dimana-mana dengan mudah sering kita dengar. Bahkan jika kita melihat di semua toko buku,
banyak sekali judul-judul yang mungkin menyentil kita. Entah itu sekejap menjadi kaya, menjadi
sukses, atau menjadi mulia. Tidak ada
sedikitpun dari buku itu yang di tulis berdasarkan pemikiran semata, semua
berdasarkan bukti-bukti nyata. Seperti yang
kita ketahui akhir-akhir ini manusia semakin sulit untuk menerima sesuatu yang
tidak ada buktinya.
Kalau diperhatikan, memang benar semua di iringi bukti, tapi
kalau mau dilihat lebih seksama lagi, justru cara-cara pencapaian mereka
mengharuskan kita berpikir di luar matematis.
Sesuatu luar biasa yang hitungannya melebihi kemampuan nalar matematika. Dan inilah yang saya maksud konsep manusia
unggul, konsep yang dilahirkan sejak Tuhan menciptakan semesta, bahkan sebelum
menciptakan manusia. Tuhan menciptakan
manusia dengan segala kelebihan dan kelebihan masing-masing. Berbeda, ya benar!!! Berbeda, saya berani
bertaruh bahwa kembar identik pun masih memiliki perbedaan, karena Tuhan tidak
menciptakan manusia sama persis dengan yang lain, Tuhan menciptakan khusus bagi
setiap individu. Kemana tujuan-Nya? Tujuannya
tidak lain bahwa Tuhan menginginkan setiap individu mampu memanfaatkan setiap
kelebihan masing-masing untuk dapat bertahan hidup, melewati seleksi alam. Eksistensi diharapkan muncul dari
masing-masing individu, untuk menyadarkan pada setiap manusia lainnya bahwa
Tuhan itu ada.
Jika kita mau sejenak mengamati kehidupan sehari-hari kita,
dimana kadang ada yang saling menjilat, ada yang memohon, bahkan ada yang
saling “menyikut” sesama manusia. Alih-alih
mendapatkan eksistensi dan kenikmatan diri sendiri, orang-orang seperti itu
hanya melemahkan kekuatan yang menjadi ciri khas nya masing-masing. Melemahkan eksistensi dan membuktikan bahwa
mereka tidak menyadari adanya kekuatan Sang Pencipta.
Manusia-manusia inilah yang sulit menggapai
keharusan setiap manusia untuk menjadi “Manusia Unggul”. Padahal Tuhan memberikan kita kebebasan untuk
memilih, memanfaatkan apa yang diberikan, dan memanfaatkan semesta, agar setiap
manusia bisa mencapai tujuan dan bersaing dalam hukum alam dengan kekuatan khas
nya masing-masing. Berpikirlah sebagai pemenang
bukan pesaing, memiliki visi dan misi bukan mudah menyerah, mempertahankan
eksistensi dengan konsistensi, komitmen, dan keyakinan. Mampu memunculkan semangat baru, menembus
batas kemampuannya, dan batas eksistensinya.
Mampu menembus langit sekaligus memijakkan kaki di bumi. Berkarya dan memperbaiki dunia dengan sesuatu
yang fresh, fresh dari yang dilakukan sebelumnya, dan berbagi setelahnya untuk
menunjukkan rasa kebersyukuran dan eksistensinya. Mampu mengontrol fenomena nyata dan tidak
nyata, benar dan salah, juga baik dan buruk.
Penuh kesadaran akan yang diinginkannya, diinginkan orang lain, dam
memberi kebaikan bagi manusia lain di dunia. Mampu bersama manusia lain dan
semesta untuk melahirkan sebuah sinergi untuk menjaga eksistensi dari semesta,
sehingga dunia menjadi lebih baik.
Mari kita bersama manfaatkan momentum yang kita lahirkan
sendiri menjadi suatu titik balik untuk saling memberi manfaat dan bersinergi
dengan semesta dalam pencapaian eksistensi dunia yang jauh lebih baik dengan
menjadi “MANUSIA UNGGUL” .
(Heru
Nugroho Susanto @inongfather)
past is to review, present is to action, future is to dream