Kamis, 19 Januari 2012

MANUSIA UNGGUL

                                      “Menjadi Manusia Unggul Sepenuhnya”


Sering sekali kita mendengar, melihat, dan mengetahui bahwa akhir-akhir ini banyak sekali kumandang tentang menjadi orang sukses, orang kaya, orang mulia, atau seminar-seminar dan motivasi-motivasi bahkan teknik-teknik yang menggugah selera kita.  Saya menyebutkan menggugah selera karena sudah seperti makanan sehari-hari, dimana-mana dengan mudah sering kita dengar.  Bahkan jika kita melihat di semua toko buku, banyak sekali judul-judul yang mungkin menyentil kita.  Entah itu sekejap menjadi kaya, menjadi sukses, atau menjadi mulia.  Tidak ada sedikitpun dari buku itu yang di tulis berdasarkan pemikiran semata, semua berdasarkan bukti-bukti nyata.  Seperti yang kita ketahui akhir-akhir ini manusia semakin sulit untuk menerima sesuatu yang tidak ada buktinya.  
Kalau diperhatikan, memang benar semua di iringi bukti, tapi kalau mau dilihat lebih seksama lagi, justru cara-cara pencapaian mereka mengharuskan kita berpikir di luar matematis.  Sesuatu luar biasa yang hitungannya melebihi kemampuan nalar matematika.  Dan inilah yang saya maksud konsep manusia unggul, konsep yang dilahirkan sejak Tuhan menciptakan semesta, bahkan sebelum menciptakan manusia.  Tuhan menciptakan manusia dengan segala kelebihan dan kelebihan masing-masing.  Berbeda, ya benar!!! Berbeda, saya berani bertaruh bahwa kembar identik pun masih memiliki perbedaan, karena Tuhan tidak menciptakan manusia sama persis dengan yang lain, Tuhan menciptakan khusus bagi setiap individu.  Kemana tujuan-Nya? Tujuannya tidak lain bahwa Tuhan menginginkan setiap individu mampu memanfaatkan setiap kelebihan masing-masing untuk dapat bertahan hidup, melewati seleksi alam.  Eksistensi diharapkan muncul dari masing-masing individu, untuk menyadarkan pada setiap manusia lainnya bahwa Tuhan itu ada. 
Jika kita mau sejenak mengamati kehidupan sehari-hari kita, dimana kadang ada yang saling menjilat, ada yang memohon, bahkan ada yang saling “menyikut” sesama manusia.  Alih-alih mendapatkan eksistensi dan kenikmatan diri sendiri, orang-orang seperti itu hanya melemahkan kekuatan yang menjadi ciri khas nya masing-masing.  Melemahkan eksistensi dan membuktikan bahwa mereka tidak menyadari adanya kekuatan Sang Pencipta.   
Manusia-manusia inilah yang sulit menggapai keharusan setiap manusia untuk menjadi “Manusia Unggul”.  Padahal Tuhan memberikan kita kebebasan untuk memilih, memanfaatkan apa yang diberikan, dan memanfaatkan semesta, agar setiap manusia bisa mencapai tujuan dan bersaing dalam hukum alam dengan kekuatan khas nya masing-masing.  Berpikirlah sebagai pemenang bukan pesaing, memiliki visi dan misi bukan mudah menyerah, mempertahankan eksistensi dengan konsistensi, komitmen, dan keyakinan.  Mampu memunculkan semangat baru, menembus batas kemampuannya, dan batas eksistensinya.  Mampu menembus langit sekaligus memijakkan kaki di bumi.  Berkarya dan memperbaiki dunia dengan sesuatu yang fresh, fresh dari yang dilakukan sebelumnya, dan berbagi setelahnya untuk menunjukkan rasa kebersyukuran dan eksistensinya.  Mampu mengontrol fenomena nyata dan tidak nyata, benar dan salah, juga baik dan buruk.  Penuh kesadaran akan yang diinginkannya, diinginkan orang lain, dam memberi kebaikan bagi manusia lain di dunia. Mampu bersama manusia lain dan semesta untuk melahirkan sebuah sinergi untuk menjaga eksistensi dari semesta, sehingga dunia menjadi lebih baik.

Mari kita bersama manfaatkan momentum yang kita lahirkan sendiri menjadi suatu titik balik untuk saling memberi manfaat dan bersinergi dengan semesta dalam pencapaian eksistensi dunia yang jauh lebih baik dengan menjadi MANUSIA UNGGUL” .   
(Heru Nugroho Susanto @inongfather) 
past is to review, present is to action, future is to dream

Tidak ada komentar:

Posting Komentar